PERJAMUAN TUHAN
Pertanyaan yang langsung muncul ketika membaca tulisan ini adalah mengapa kami memakai istilah Perjamuan Tuhan dan bukannya Perjamuan Kudus untuk judul tulisan ini. Istilah perjamuan kudus sudah lazim digunakan disebagian besar denominasi gereja, namun hanya sedikit saja denominasi atau organisasi gereja yang menggunakan istilah Perjamuan Tuhan untuk peristiwa makan malam yang diadakan Yesus bersama para muridNya pada malam sebelum Ia diserahkan.
Sebenarnya tidak ada istilah Perjamuan Kudus dalam Alkitab, baik itu dalam Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru. Istilah ini muncul dikalangan orang-orang kristen yang menganggap bahwa melalui perjamuan kudus seseorang akan memperoleh pengudusan. Ada juga beberapa kalangan kristen yang meskipun dalam pengajarannya tidak menyetujui bahwa ada khasiat pengudusan dalam perjamuan kudus namun tetap menggunakan istilah ini. Kata sacrament berasal dari kata sacral yang berarti kudus atau suci. Istilah kudus dipertahankan oleh gereja tertentu karena hal itu sesuai dengan pengajaran mereka bahwa upacara-upacara yang mereka lakukan itu membawa khasiat pengudusan. Mereka percaya bahwa perjamuan kudus yang mereka lakukan itu menyelamatkan. Jelas sekali bahwa pemakaian istilah kudus selaras dengan doktrin keselamatan yang menganggap bahwa perjamuan kudus itu menyelamatkan. Bagi kita yang doktrin keselamatannya berbeda dengan mereka tidak perlu ikut-ikutan atau dengan asal-asalan tanpa mengerti asal-usul dan makna istilah itu.
Rasul Paulus menggunakan istilah Perjamuan Tuhan, seperti yang dapat kita lihat dalam suratnya kepada jemaat di Korintus yang memuat istilah tentang Perjamuan Tuhan, “Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat” (1 Kor. 10:21), demikian juga dalam 1 Kor 11:20, kembali Rasul Paulus menggunakan istilah Perjamuan Tuhan, ”Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Paulus mengetahui bahwa Perjamuan Tuhan yang senantiasa dipeliharanya itu (Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan” (1 Kor. 11:23)) adalah sebuah perintah yang hanya untuk mengenang kematian Yesus saja (“perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor. 11:24)) tidak lebih (juga dalam 1 Kor. 11:25, “perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!") sehingga ia tidak perlu menambahkan istilah “kudus” untuk Perjamuan Tuhan, karena maknanya tidak lebih dari sekedar peringatan saja yang tidak menguduskan ataupun menyelamatkan. Ini murni sebuah upacara peringatan akan kematian Yesus. Tubuh Yesus yang dikorbankan itu digambarkan atau disimbolkan dengan roti yang diserahkan dan kemudian dipecah-pecahkan. Dan darah Yesus yang tercurah itu digambarkan dengan anggur yang tercurah. Tuhan menghendaki agar upacara ini dapat selalu mengingatkan orang-orang akan kematianNya.
Perjamuan Tuhan adalah sebuah upacara yang diperintahkan (ordered), bukan bagian liturgi yang menyucikan. Ia bukan sacrament yang menyucikan, melainkan yang diperintahkan, yaitu suatu ordinan.
Sebelumnya kita sudah membaca dalam 1 Kor. 10:21, 11:20 bahwa istilah yang digunakan oleh Rasul Paulus adalah Perjamuan Tuhan (The Lord’s Supper), bukan Perjamuan Kudus. Perjamuan Tuhan adalah istilah yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Penulis :
Puji Raharjo, Dip.Th.